A.JENIS TULISAN DALAM
LARAS ILMIAH
Dalam uraian diatas
dikatakan bahwa setiap laras dapat disampaikan dalam ragam standar, semi
standar, atau non standar. Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan laras
ilmiah. Laras ilmiah harus selalu menggunakan ragam standar.
Sebuah karya tulis
ilmiah merupakan hasil rangkaian gagasan yang merupakan hasil pemikiran, fakta,
peristiwa, gejala dan pendapat. Jadi, seorang penulis karya ilmiah menyusun
kembali berbagai bahan informasi menjadi sebuah karangan yang utuh.
Dalam uraian diatas
dibedakan antara pengertian realitas dan fakta. Seorang pengarang akan merangkaikan
realita kehidupan dalam sebuah cerita, sedangkan seorang penulis akan
merangkaikan berbagai fakta dalam sebuah tulisan. Realistis berarti peristiwa
yang diceritakan merupakan hal yang benar dan dapat dengan mudah dibuktikan
kebenarannya, tetapi tidak secara langsung dialami oleh penulis.
Karya ilmiah memiliki
tujuan dan khalayak sasaran yang jelas. Meskipun demikian dalam karya ilmiah,
aspek komunikasi tetap memegang peranan utama. Oleh karenanya, berbagai
kemungkinan untuk penyampaian yang komunikatif tetap harus dipikirkan.
Penulisan karya ilmiah bukan hanya untuk mengekspresikan pikiran tetapi untuk
menyampaikan hasil penilitian. Kita harus meyakinkan pembaca akan kebenaran
hasil yang kita temukan di lapangan. Dan, kita menumbangkan sebuah teori berdasarkan
hasil penelitian kita. Jadi, sebuah karya ilmiah tetap harus jelas menyampaikan
pesan kepada pembacanya.
Persyaratan bagi sebuah
tulisan untuk dianggap sebagai karya ilmiah adalah sebagai berikut
(Brotowidjojo, 1988:15-16):
•Karya ilmiah menyajikan
fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada
situasi spesifik.
•Karya ilmiah ditulis
secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak bersifat terkaan. Dalam
pengertian jujur terkandung sikap etik penulisan ilmiah, yakni penyebutan
rujukan dan kutipan yang jelas.
•Karya ilmiah disusun
secara sistematis, setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual,
dan prosedural.
•Karya ilmiah
menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan yang indusif yang
mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
•Karya ilmiah
mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu
hipotesis.
•Karya ilmiah ditulis
secara tulus. Hal itu berarti bahwa karya ilmiah hanya mengandung kebenaran
faktual sehingga tidak akan memancing pertanyaan yang bernada keraguan. Penulis
karya ilmiah tidak boleh memanipulasi fakta, tidak bersifat ambisius dan berprasangka.
Penyajiannya tidak boleh bersifat emotif.
•Karya ilmiah pada
dasarnya bersifat ekspositoris. Jika pada akhirnya timbul kesan argumentatif
dan persuasif, hal itu ditimbulkan oleh penyusunan kerangka karangan yang
cermat. Dengan demikian, fakta dan hukum alam yang diterapkan pada situasi
spesifik itu dibiarkan berbicara sendiri. Pembaca dibiarkan mengambil
kesimpulan sendiri berupa pembenaran dan keyakinan akan kebenaran karya ilmiah
tersebut.
B. EKSPOSISI, ARGUMENTASI, NARASI, DESKRIPSI
1.Eksposisi, adalah
salah satu jenis pengembangan paragaraf dalam penulisan yang dimana isinya
ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya
penulisan yang singkat, akurat dan padat. Contoh tulisan eksposisi adalah
berita di koran dan petunjuk penggunaan.
Ciri – ciri teks
Eksposisi:
a.Menjelaskan informasi
– informasi pengetahuan
b.Data faktual
c.Gaya informasi yang
mengajak
d.Penyampaian secara
lugas dan menggunakan bahasa yang baku
e.Tidak memihak artinya
tidak memaksakan kemauan penulis terhadap pembaca
Poin –poin penting
dalam paragraf atau karangan eksposisi:
Contoh topik:
a. Data faktual (kondisi
yang benar – benar terjadi)
b. Suatu analisis atau
penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta
c. Fakta tentang
seseorang yang berpegang teguh pada pendirian
Contoh urutan analisis:
a.Urutan
kronologis/proses (memberi penjelasan tentang sesuatu atau terjadinya suatu
peristiwa
b.Urutan fungsional
c.Urutan atau analisis
sebab akibat
d.Analisis perbandingan
Langkah-langkah
penulisan:
a.Menentukan tema
b.Menentukan tujuan
karangan
c.Memilih data yang
sesuai dengan tema
d.Membuat kerangka
karangan
e.Mengembangkan
kerangka menjadi karangan
Langkah – langkah
menyusun paragraf proses pola pengembangan karangan eksposisi diantaranya
pengembangan proses. Langkah penulisannya :
a.Penulis harus
mengetahui perincian secara menyeluruh
b.Membagi perincian atas
tahap - tahap kejadiannya
2. Argumentasi, adalah
salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan
tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi
dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif diman
disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat.
Tujuannya agar pembaca
yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Dilihat dari struktur
informasinya, dalam paragraf argumentasi akan ditemukan :
a.Pendahuluan,
bertujuan untuk menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca kepada
argument yang akan disampaikan atas dasar-dasar mengapa argumentasi
dikemukakan.
b.Tubuh argumen,
bertujuan untuk membuktikan kebenaran yang akan disampaikan dalam paragraf
argumentasi sehingga kesimpulan yang akan dicapai juga benar. Kebenaran yang
disampaikan harus dianalisis, disusun, dan dikemukakan dengan mengadakan
observasi, eksperimen, penyusun fakta, dan jalan pikiran yang logis.
c. Kesimpulan atau
ringkasan, bertujuan untuk membuktikan kepada pembaca bahwa kebenaran yang
ingin disampaikan melalui proses penalaran yang dapat diterima sebagai sesuatu
yang logis.
3. Narasi, adalah
sebuah karangan yang menceritakan suatu rangkaian kejadian yang disusun secara urut
sesuai dengan urutan waktu. Tujuan menulis karangan narasi, yaitu :
a.Hendak memberikan
informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan
b.Memberikan pengalaman
estetis kepada pembaca
Ciri – ciri narasi:
a.Adanya unsur
perbuatan atau tindakan
b.Adanya unsur
rangkaian cerita
c.Adanya sudut pandang
pengarang
d.Adanya keterangan
nama tokoh dalam cerita
e.Adanya keterangan
yang menjelaskan latar kejadian peristiwa
f.Unsur pikiran lebih
tajam dibandingkan unsur perasaan
g.Menggunakan bahasa
sehari – hari
Jenis – jenis narasi:
a. Narasi Informatif,
adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang
suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah
seseorang
b. Narasi Ekspositorik,
adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang
suatu peristiwa dengan tujuan memperluas
pengetahuan orang tentang kisah seseorang, penulis menceritakan suatu peristiwa
berdasarkan data yang sebenarnya, tidak memasukkan unsur sugestif atau bersifat
objektif.
c. Narasi Artistik,
adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu,
menyampaikan amanat terselubung kepada pembaca atau pendengar sehingga tampak
seolah – olah melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang
logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat
objektif.
d. Narasi Sugestif,
adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu,
menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar
sehingga tampak seolah – olah melihat.
4. Deskriptif, adalah
merupakan paragraf yang bertujuan menggambarkan sebuah objek nyata agar pembaca
seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu.
C. SYARAT PEMBENTUKAN PARAGRAF
Suatu paragraf dianggap
bermutu dan efektif mengkomunikasikan gagasan yang didukungnya apabila paragraf
itu lengkap, artinya mengandung pikiran utama dan pikiran – pikiran penjelas.
Syarat – syarat pembentukan paragraf antara lain:
1.Kesatuan
(Unity)
Yang dimaksud kesatuan
adalah bahwa paragraf tersebut harus memperlihatkan dengan jelas suatu maksud
atau sebuah tema tertentu. Sebuah alinea yang mempunyai kesatuan bisa saja
mengandung beberapa hal atau beberapa perincian, tetapi semua unsur tadi haruslah
bersama – sama digerakkan untuk menunjang maksud tunggal.
Jadi kesatuan disini
bukan berarti satu atau singkat kalimatnya, melainkan kalimat-kalimat yang ada
dalam paragraf tersebut menyatu untuk mendukung pikiran utama sehingga
merupakan satu kesatuan yang utuh.
2.Kepaduan (Koherensi)
Syarat yang kedua
adalah paragraf tersebut harus mengandung koherensi atau kepaduan yang baik.
Kepaduan yang baik itu terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat –
kalimat yang membina paragraf tersebut baik, wajar dan mudah dipahami. Kepaduan
bergantung dari penyusunan detil – detil dan gagasan-gagasan sekian macam
sehingga pembaca dapat melihat dengan mudah hubungan antar bagian-bagian
tersebut.
Jika sebuah paragraf
tidak memiliki kepaduan, maka pembaca hanya menghadapi suatu kelompok kalimat
yang masing-masing berdiri lepas dari yang lain dan memiliki gagasan sendiri.
Koherensi suatu
paragraf dapat ditunjukkan oleh :
a.Pengulangan
kata/kelompok kata kunci atau disebut repetisi
b.Penggantian
kata/kelompok kata atau substitusi
c.Pengulangan
kata/kelompok kata atau transisi
d.Hubungan implisit
atau penghilangan kata/kelompok kata tertentu atau elipsis
3.Kejelasan
Suatu paragraf
dikatakan lengkap apabila kalimat topik ditunjang oleh sejumlah kalimat
penjelas. Kalimat – kallimat penjelas penunjang utama atau penunjang kedua
harus benar-benar menjelaskan pikiran utama. Cara mengembangkan pikiran utama
menjadi paragrafserta hubungan antar kalimat utama dengan kalimat penjelas
dapat dilihat dari urutan perinciannya.
Rincian itu dapat
diurut secara urutan waktu (kronologis), urutan logis, terdiri atas
sebab-akibat, akibab-sebab, umum-khusus, khusus-umum, urutan ruang (spasial),
urutan proses, contoh – contoh dan dengan detail fakta.
D. KALIMAT TOPIK DAN PELETAKANNYA
a. Paragraf Deduktif
Adalah paragraf yang
dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti
dengan kalimat-kalimat penjelas.
b. Paragraf Induktif
Adalah paragraf yang
dimulai dengan mengemukakan penjelasan – penjelasan kemudian diakhiri dengan
kalimat topik.
c.P aragraf Campuran
Adalah paragraf yang
dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti
kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik yang
ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
d.Paragraf
Deskriptif/Naratif/Menyebar
Adalah paragraf yang
tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf
atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas.
E. POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF
Pola pengembangan
paragraf adalah sekumpulan kalimat yang saling berkaitan dan memiliki suatu
gagasan atau ide pokok yang ingin disampaikan kepada para pembacanya.
Pengembangan paragraf
dengan definisi luas, cara ini di lakukan untuk mengembangkan pikiran utama.
Semua penjelas atau uraian menuju pada perumusan definisi itu sendiri.
Pengembangan paragraf dengan campuran, maksudnya pengembangan ini di lakukan
melalui rincian-rincian terhadap kalimat utama yang terdiri atas campuran dari
dua atau lebih cara pengembangan paragraf, misalnya dengan campuran umum atau
khusus dan sebab akibat atau dengan perbandingan.
Ada 2 cara penalaran
untuk mengambangkan paragraf yaitu :
1.Penalaran Deduksi
Adalah proses
pengembangan paragraf dimana hal-hal umum dikemukakan terlebih dahulu kemudian
didukung atau diperjelas dengan hal-hal khusus. Proses penalaran deduksi
terbagi menjadi 2 yaitu :
a.Silogisme
Adalah proses penarikan
sebuah kesimpulan dengan menghubungkan dua pernyataan yang berlainan. Silogisme
tersusun dari dua buah pernyataan yang disebut dengan premis mayor sebagai
pernyataan umum, premis minor sebagai pernyataan khusus dan sebuah
kesimpulan.
b.Entimen
Adalah proses
pemendekan silogisme atau disebut juga dengan silogisme yang dipendekan. Rumus
entimen : C = B, Karen C = A
Source:
- http://www.artikelsiana.com/2014/12/pengertian-contoh-teks-eksposisi.html#
- https://id.wikipedia.org/wiki/Argumentasi
- http://elianor-antonius.blogspot.co.id/2014/01/pengertian-dan-ciri-ciri-paragraf-narasi.htmlhttps://id.wikipedia.org/wiki/Narasi
- https://nakboneandiasrul.wordpress.com/2013/09/23/pembentukan-paragraf/
- http://pakmukson.blogspot.co.id/2012/09/macam-macam-paragraf-berdasarkan-letak.html
- https://vianisilv.wordpress.com/2014/10/13/laras-bahasa/ http://www.kelasindonesia.com/2015/04/penjelasan-pola-pengembangan-paragraf-dalam-bahasa-indonesia.html
0 comments:
Posting Komentar