Minggu, 08 November 2015

ALINEA ATAU PARAGRAF

Posted by Unknown at 09.59





A.JENIS TULISAN DALAM LARAS ILMIAH

Dalam uraian diatas dikatakan bahwa setiap laras dapat disampaikan dalam ragam standar, semi standar, atau non standar. Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan laras ilmiah. Laras ilmiah harus selalu menggunakan ragam standar.
Sebuah karya tulis ilmiah merupakan hasil rangkaian gagasan yang merupakan hasil pemikiran, fakta, peristiwa, gejala dan pendapat. Jadi, seorang penulis karya ilmiah menyusun kembali berbagai bahan informasi menjadi sebuah karangan yang utuh.
Dalam uraian diatas dibedakan antara pengertian realitas dan fakta. Seorang pengarang akan merangkaikan realita kehidupan dalam sebuah cerita, sedangkan seorang penulis akan merangkaikan berbagai fakta dalam sebuah tulisan. Realistis berarti peristiwa yang diceritakan merupakan hal yang benar dan dapat dengan mudah dibuktikan kebenarannya, tetapi tidak secara langsung dialami oleh penulis.
Karya ilmiah memiliki tujuan dan khalayak sasaran yang jelas. Meskipun demikian dalam karya ilmiah, aspek komunikasi tetap memegang peranan utama. Oleh karenanya, berbagai kemungkinan untuk penyampaian yang komunikatif tetap harus dipikirkan. Penulisan karya ilmiah bukan hanya untuk mengekspresikan pikiran tetapi untuk menyampaikan hasil penilitian. Kita harus meyakinkan pembaca akan kebenaran hasil yang kita temukan di lapangan. Dan, kita menumbangkan sebuah teori berdasarkan hasil penelitian kita. Jadi, sebuah karya ilmiah tetap harus jelas menyampaikan pesan kepada pembacanya.
Persyaratan bagi sebuah tulisan untuk dianggap sebagai karya ilmiah adalah sebagai berikut (Brotowidjojo, 1988:15-16):
•Karya ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
•Karya ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak bersifat terkaan. Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik penulisan ilmiah, yakni penyebutan rujukan dan kutipan yang jelas.
•Karya ilmiah disusun secara sistematis, setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual, dan prosedural.
•Karya ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan yang indusif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
•Karya ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis.
•Karya ilmiah ditulis secara tulus. Hal itu berarti bahwa karya ilmiah hanya mengandung kebenaran faktual sehingga tidak akan memancing pertanyaan yang bernada keraguan. Penulis karya ilmiah tidak boleh memanipulasi fakta, tidak bersifat ambisius dan berprasangka. Penyajiannya tidak boleh bersifat emotif.
•Karya ilmiah pada dasarnya bersifat ekspositoris. Jika pada akhirnya timbul kesan argumentatif dan persuasif, hal itu ditimbulkan oleh penyusunan kerangka karangan yang cermat. Dengan demikian, fakta dan hukum alam yang diterapkan pada situasi spesifik itu dibiarkan berbicara sendiri. Pembaca dibiarkan mengambil kesimpulan sendiri berupa pembenaran dan keyakinan akan kebenaran karya ilmiah tersebut. 

B. EKSPOSISI, ARGUMENTASI, NARASI, DESKRIPSI
1.Eksposisi, adalah salah satu jenis pengembangan paragaraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat dan padat. Contoh tulisan eksposisi adalah berita di koran dan petunjuk penggunaan.
Ciri – ciri teks Eksposisi:
a.Menjelaskan informasi – informasi pengetahuan
b.Data faktual
c.Gaya informasi yang mengajak
d.Penyampaian secara lugas dan menggunakan bahasa yang baku
e.Tidak memihak artinya tidak memaksakan kemauan penulis terhadap pembaca

Poin –poin penting dalam paragraf atau karangan eksposisi:
Contoh topik:
a. Data faktual (kondisi yang benar – benar terjadi)
b. Suatu analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta
c. Fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada pendirian

Contoh urutan analisis:
a.Urutan kronologis/proses (memberi penjelasan tentang sesuatu atau terjadinya suatu peristiwa
b.Urutan fungsional
c.Urutan atau analisis sebab akibat
d.Analisis perbandingan
Langkah-langkah penulisan:
a.Menentukan tema
b.Menentukan tujuan karangan
c.Memilih data yang sesuai dengan tema
d.Membuat kerangka karangan
e.Mengembangkan kerangka menjadi karangan
Langkah – langkah menyusun paragraf proses pola pengembangan karangan eksposisi diantaranya pengembangan proses. Langkah penulisannya :
a.Penulis harus mengetahui perincian secara menyeluruh
b.Membagi perincian atas tahap - tahap kejadiannya

2. Argumentasi, adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif diman disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat.
Tujuannya agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Dilihat dari struktur informasinya, dalam paragraf argumentasi akan ditemukan :
a.Pendahuluan, bertujuan untuk menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca kepada argument yang akan disampaikan atas dasar-dasar mengapa argumentasi dikemukakan.
b.Tubuh argumen, bertujuan untuk membuktikan kebenaran yang akan disampaikan dalam paragraf argumentasi sehingga kesimpulan yang akan dicapai juga benar. Kebenaran yang disampaikan harus dianalisis, disusun, dan dikemukakan dengan mengadakan observasi, eksperimen, penyusun fakta, dan jalan pikiran yang logis.
c. Kesimpulan atau ringkasan, bertujuan untuk membuktikan kepada pembaca bahwa kebenaran yang ingin disampaikan melalui proses penalaran yang dapat diterima sebagai sesuatu yang logis.

3. Narasi, adalah sebuah karangan yang menceritakan suatu rangkaian kejadian yang disusun secara urut sesuai dengan urutan waktu. Tujuan menulis karangan narasi, yaitu :
a.Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan
b.Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca
Ciri – ciri narasi:
a.Adanya unsur perbuatan atau tindakan
b.Adanya unsur rangkaian cerita
c.Adanya sudut pandang pengarang
d.Adanya keterangan nama tokoh dalam cerita
e.Adanya keterangan yang menjelaskan latar kejadian peristiwa
f.Unsur pikiran lebih tajam dibandingkan unsur perasaan
g.Menggunakan bahasa sehari – hari
Jenis – jenis narasi:
a. Narasi Informatif, adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang
b. Narasi Ekspositorik, adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan  memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya, tidak memasukkan unsur sugestif atau bersifat objektif.
c. Narasi Artistik, adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan amanat terselubung kepada pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah – olah melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.
d. Narasi Sugestif, adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah – olah melihat.

4. Deskriptif, adalah merupakan paragraf yang bertujuan menggambarkan sebuah objek nyata agar pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu.

C. SYARAT PEMBENTUKAN PARAGRAF
Suatu paragraf dianggap bermutu dan efektif mengkomunikasikan gagasan yang didukungnya apabila paragraf itu lengkap, artinya mengandung pikiran utama dan pikiran – pikiran penjelas. Syarat – syarat pembentukan paragraf antara lain:
1.Kesatuan (Unity)
Yang dimaksud kesatuan adalah bahwa paragraf tersebut harus memperlihatkan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu. Sebuah alinea yang mempunyai kesatuan bisa saja mengandung beberapa hal atau beberapa perincian, tetapi semua unsur tadi haruslah bersama – sama digerakkan untuk menunjang maksud tunggal.
Jadi kesatuan disini bukan berarti satu atau singkat kalimatnya, melainkan kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf tersebut menyatu untuk mendukung pikiran utama sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh.
2.Kepaduan (Koherensi)
Syarat yang kedua adalah paragraf tersebut harus mengandung koherensi atau kepaduan yang baik. Kepaduan yang baik itu terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat – kalimat yang membina paragraf tersebut baik, wajar dan mudah dipahami. Kepaduan bergantung dari penyusunan detil – detil dan gagasan-gagasan sekian macam sehingga pembaca dapat melihat dengan mudah hubungan antar bagian-bagian tersebut.
Jika sebuah paragraf tidak memiliki kepaduan, maka pembaca hanya menghadapi suatu kelompok kalimat yang masing-masing berdiri lepas dari yang lain dan memiliki gagasan sendiri.
Koherensi suatu paragraf dapat ditunjukkan oleh :
a.Pengulangan kata/kelompok kata kunci atau disebut repetisi
b.Penggantian kata/kelompok kata atau substitusi
c.Pengulangan kata/kelompok kata atau transisi
d.Hubungan implisit atau penghilangan kata/kelompok kata tertentu atau elipsis
3.Kejelasan
Suatu paragraf dikatakan lengkap apabila kalimat topik ditunjang oleh sejumlah kalimat penjelas. Kalimat – kallimat penjelas penunjang utama atau penunjang kedua harus benar-benar menjelaskan pikiran utama. Cara mengembangkan pikiran utama menjadi paragrafserta hubungan antar kalimat utama dengan kalimat penjelas dapat dilihat dari urutan perinciannya.
Rincian itu dapat diurut secara urutan waktu (kronologis), urutan logis, terdiri atas sebab-akibat, akibab-sebab, umum-khusus, khusus-umum, urutan ruang (spasial), urutan proses, contoh – contoh dan dengan detail fakta.

D. KALIMAT TOPIK DAN PELETAKANNYA
a. Paragraf Deduktif
Adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
b. Paragraf Induktif
Adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan – penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik.
c.P aragraf Campuran
Adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
d.Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar
Adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas.

E. POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF
Pola pengembangan paragraf adalah sekumpulan kalimat yang saling berkaitan dan memiliki suatu gagasan atau ide pokok yang ingin disampaikan kepada para pembacanya.
Pengembangan paragraf dengan definisi luas, cara ini di lakukan untuk mengembangkan pikiran utama. Semua penjelas atau uraian menuju pada perumusan definisi itu sendiri. Pengembangan paragraf dengan campuran, maksudnya pengembangan ini di lakukan melalui rincian-rincian terhadap kalimat utama yang terdiri atas campuran dari dua atau lebih cara pengembangan paragraf, misalnya dengan campuran umum atau khusus dan sebab akibat atau dengan perbandingan.
Ada 2 cara penalaran untuk mengambangkan paragraf  yaitu :
1.Penalaran Deduksi
Adalah proses pengembangan paragraf dimana hal-hal umum dikemukakan terlebih dahulu kemudian didukung atau diperjelas dengan hal-hal khusus. Proses penalaran deduksi terbagi menjadi 2 yaitu :
a.Silogisme
Adalah proses penarikan sebuah kesimpulan dengan menghubungkan dua pernyataan yang berlainan. Silogisme tersusun dari dua buah pernyataan yang disebut dengan premis mayor sebagai pernyataan umum, premis minor sebagai pernyataan khusus dan sebuah kesimpulan.                  
b.Entimen
Adalah proses pemendekan silogisme atau disebut juga dengan silogisme yang dipendekan. Rumus entimen : C = B, Karen C = A
        

Source: 


0 comments:

Posting Komentar

Minggu, 08 November 2015

ALINEA ATAU PARAGRAF

Diposting oleh Unknown di 09.59





A.JENIS TULISAN DALAM LARAS ILMIAH

Dalam uraian diatas dikatakan bahwa setiap laras dapat disampaikan dalam ragam standar, semi standar, atau non standar. Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan laras ilmiah. Laras ilmiah harus selalu menggunakan ragam standar.
Sebuah karya tulis ilmiah merupakan hasil rangkaian gagasan yang merupakan hasil pemikiran, fakta, peristiwa, gejala dan pendapat. Jadi, seorang penulis karya ilmiah menyusun kembali berbagai bahan informasi menjadi sebuah karangan yang utuh.
Dalam uraian diatas dibedakan antara pengertian realitas dan fakta. Seorang pengarang akan merangkaikan realita kehidupan dalam sebuah cerita, sedangkan seorang penulis akan merangkaikan berbagai fakta dalam sebuah tulisan. Realistis berarti peristiwa yang diceritakan merupakan hal yang benar dan dapat dengan mudah dibuktikan kebenarannya, tetapi tidak secara langsung dialami oleh penulis.
Karya ilmiah memiliki tujuan dan khalayak sasaran yang jelas. Meskipun demikian dalam karya ilmiah, aspek komunikasi tetap memegang peranan utama. Oleh karenanya, berbagai kemungkinan untuk penyampaian yang komunikatif tetap harus dipikirkan. Penulisan karya ilmiah bukan hanya untuk mengekspresikan pikiran tetapi untuk menyampaikan hasil penilitian. Kita harus meyakinkan pembaca akan kebenaran hasil yang kita temukan di lapangan. Dan, kita menumbangkan sebuah teori berdasarkan hasil penelitian kita. Jadi, sebuah karya ilmiah tetap harus jelas menyampaikan pesan kepada pembacanya.
Persyaratan bagi sebuah tulisan untuk dianggap sebagai karya ilmiah adalah sebagai berikut (Brotowidjojo, 1988:15-16):
•Karya ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
•Karya ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak bersifat terkaan. Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik penulisan ilmiah, yakni penyebutan rujukan dan kutipan yang jelas.
•Karya ilmiah disusun secara sistematis, setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual, dan prosedural.
•Karya ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan yang indusif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
•Karya ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis.
•Karya ilmiah ditulis secara tulus. Hal itu berarti bahwa karya ilmiah hanya mengandung kebenaran faktual sehingga tidak akan memancing pertanyaan yang bernada keraguan. Penulis karya ilmiah tidak boleh memanipulasi fakta, tidak bersifat ambisius dan berprasangka. Penyajiannya tidak boleh bersifat emotif.
•Karya ilmiah pada dasarnya bersifat ekspositoris. Jika pada akhirnya timbul kesan argumentatif dan persuasif, hal itu ditimbulkan oleh penyusunan kerangka karangan yang cermat. Dengan demikian, fakta dan hukum alam yang diterapkan pada situasi spesifik itu dibiarkan berbicara sendiri. Pembaca dibiarkan mengambil kesimpulan sendiri berupa pembenaran dan keyakinan akan kebenaran karya ilmiah tersebut. 

B. EKSPOSISI, ARGUMENTASI, NARASI, DESKRIPSI
1.Eksposisi, adalah salah satu jenis pengembangan paragaraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat dan padat. Contoh tulisan eksposisi adalah berita di koran dan petunjuk penggunaan.
Ciri – ciri teks Eksposisi:
a.Menjelaskan informasi – informasi pengetahuan
b.Data faktual
c.Gaya informasi yang mengajak
d.Penyampaian secara lugas dan menggunakan bahasa yang baku
e.Tidak memihak artinya tidak memaksakan kemauan penulis terhadap pembaca

Poin –poin penting dalam paragraf atau karangan eksposisi:
Contoh topik:
a. Data faktual (kondisi yang benar – benar terjadi)
b. Suatu analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta
c. Fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada pendirian

Contoh urutan analisis:
a.Urutan kronologis/proses (memberi penjelasan tentang sesuatu atau terjadinya suatu peristiwa
b.Urutan fungsional
c.Urutan atau analisis sebab akibat
d.Analisis perbandingan
Langkah-langkah penulisan:
a.Menentukan tema
b.Menentukan tujuan karangan
c.Memilih data yang sesuai dengan tema
d.Membuat kerangka karangan
e.Mengembangkan kerangka menjadi karangan
Langkah – langkah menyusun paragraf proses pola pengembangan karangan eksposisi diantaranya pengembangan proses. Langkah penulisannya :
a.Penulis harus mengetahui perincian secara menyeluruh
b.Membagi perincian atas tahap - tahap kejadiannya

2. Argumentasi, adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif diman disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat.
Tujuannya agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Dilihat dari struktur informasinya, dalam paragraf argumentasi akan ditemukan :
a.Pendahuluan, bertujuan untuk menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca kepada argument yang akan disampaikan atas dasar-dasar mengapa argumentasi dikemukakan.
b.Tubuh argumen, bertujuan untuk membuktikan kebenaran yang akan disampaikan dalam paragraf argumentasi sehingga kesimpulan yang akan dicapai juga benar. Kebenaran yang disampaikan harus dianalisis, disusun, dan dikemukakan dengan mengadakan observasi, eksperimen, penyusun fakta, dan jalan pikiran yang logis.
c. Kesimpulan atau ringkasan, bertujuan untuk membuktikan kepada pembaca bahwa kebenaran yang ingin disampaikan melalui proses penalaran yang dapat diterima sebagai sesuatu yang logis.

3. Narasi, adalah sebuah karangan yang menceritakan suatu rangkaian kejadian yang disusun secara urut sesuai dengan urutan waktu. Tujuan menulis karangan narasi, yaitu :
a.Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan
b.Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca
Ciri – ciri narasi:
a.Adanya unsur perbuatan atau tindakan
b.Adanya unsur rangkaian cerita
c.Adanya sudut pandang pengarang
d.Adanya keterangan nama tokoh dalam cerita
e.Adanya keterangan yang menjelaskan latar kejadian peristiwa
f.Unsur pikiran lebih tajam dibandingkan unsur perasaan
g.Menggunakan bahasa sehari – hari
Jenis – jenis narasi:
a. Narasi Informatif, adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang
b. Narasi Ekspositorik, adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan  memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya, tidak memasukkan unsur sugestif atau bersifat objektif.
c. Narasi Artistik, adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan amanat terselubung kepada pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah – olah melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.
d. Narasi Sugestif, adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah – olah melihat.

4. Deskriptif, adalah merupakan paragraf yang bertujuan menggambarkan sebuah objek nyata agar pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu.

C. SYARAT PEMBENTUKAN PARAGRAF
Suatu paragraf dianggap bermutu dan efektif mengkomunikasikan gagasan yang didukungnya apabila paragraf itu lengkap, artinya mengandung pikiran utama dan pikiran – pikiran penjelas. Syarat – syarat pembentukan paragraf antara lain:
1.Kesatuan (Unity)
Yang dimaksud kesatuan adalah bahwa paragraf tersebut harus memperlihatkan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu. Sebuah alinea yang mempunyai kesatuan bisa saja mengandung beberapa hal atau beberapa perincian, tetapi semua unsur tadi haruslah bersama – sama digerakkan untuk menunjang maksud tunggal.
Jadi kesatuan disini bukan berarti satu atau singkat kalimatnya, melainkan kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf tersebut menyatu untuk mendukung pikiran utama sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh.
2.Kepaduan (Koherensi)
Syarat yang kedua adalah paragraf tersebut harus mengandung koherensi atau kepaduan yang baik. Kepaduan yang baik itu terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat – kalimat yang membina paragraf tersebut baik, wajar dan mudah dipahami. Kepaduan bergantung dari penyusunan detil – detil dan gagasan-gagasan sekian macam sehingga pembaca dapat melihat dengan mudah hubungan antar bagian-bagian tersebut.
Jika sebuah paragraf tidak memiliki kepaduan, maka pembaca hanya menghadapi suatu kelompok kalimat yang masing-masing berdiri lepas dari yang lain dan memiliki gagasan sendiri.
Koherensi suatu paragraf dapat ditunjukkan oleh :
a.Pengulangan kata/kelompok kata kunci atau disebut repetisi
b.Penggantian kata/kelompok kata atau substitusi
c.Pengulangan kata/kelompok kata atau transisi
d.Hubungan implisit atau penghilangan kata/kelompok kata tertentu atau elipsis
3.Kejelasan
Suatu paragraf dikatakan lengkap apabila kalimat topik ditunjang oleh sejumlah kalimat penjelas. Kalimat – kallimat penjelas penunjang utama atau penunjang kedua harus benar-benar menjelaskan pikiran utama. Cara mengembangkan pikiran utama menjadi paragrafserta hubungan antar kalimat utama dengan kalimat penjelas dapat dilihat dari urutan perinciannya.
Rincian itu dapat diurut secara urutan waktu (kronologis), urutan logis, terdiri atas sebab-akibat, akibab-sebab, umum-khusus, khusus-umum, urutan ruang (spasial), urutan proses, contoh – contoh dan dengan detail fakta.

D. KALIMAT TOPIK DAN PELETAKANNYA
a. Paragraf Deduktif
Adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
b. Paragraf Induktif
Adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan – penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik.
c.P aragraf Campuran
Adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
d.Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar
Adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas.

E. POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF
Pola pengembangan paragraf adalah sekumpulan kalimat yang saling berkaitan dan memiliki suatu gagasan atau ide pokok yang ingin disampaikan kepada para pembacanya.
Pengembangan paragraf dengan definisi luas, cara ini di lakukan untuk mengembangkan pikiran utama. Semua penjelas atau uraian menuju pada perumusan definisi itu sendiri. Pengembangan paragraf dengan campuran, maksudnya pengembangan ini di lakukan melalui rincian-rincian terhadap kalimat utama yang terdiri atas campuran dari dua atau lebih cara pengembangan paragraf, misalnya dengan campuran umum atau khusus dan sebab akibat atau dengan perbandingan.
Ada 2 cara penalaran untuk mengambangkan paragraf  yaitu :
1.Penalaran Deduksi
Adalah proses pengembangan paragraf dimana hal-hal umum dikemukakan terlebih dahulu kemudian didukung atau diperjelas dengan hal-hal khusus. Proses penalaran deduksi terbagi menjadi 2 yaitu :
a.Silogisme
Adalah proses penarikan sebuah kesimpulan dengan menghubungkan dua pernyataan yang berlainan. Silogisme tersusun dari dua buah pernyataan yang disebut dengan premis mayor sebagai pernyataan umum, premis minor sebagai pernyataan khusus dan sebuah kesimpulan.                  
b.Entimen
Adalah proses pemendekan silogisme atau disebut juga dengan silogisme yang dipendekan. Rumus entimen : C = B, Karen C = A
        

Source: 


0 komentar on "ALINEA ATAU PARAGRAF"

Posting Komentar

 

n a d i a 's Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting